Harga Samsung Galaxy S9+ - Buat Anda yang ada rencana untuk beli Galaxy S9, saya sarankan untuk beli yang S9+. Alasannya alasannya yaitu memang di S9+ ini punya dual kamera belakang. Selain memang kameranya oke, ini juga mengatakan tampilan yang beda dari pendahulunya, menyerupai Galaxy A8, Galaxy S8, dan Galaxy Note 8. Bagus atau tidak? Berikut .blogspot.com mereview Samsung Galaxy S9+ lengkap dengan harga pasarannya di Indonesia. (baca juga review Nokia 8)
Review Samsung Galaxy S9+
Desain Samsung Galaxy S9+
Tidak praktis untuk membedakan mana Galaxy S8+ dan mana Galaxy S9+.
Apalagi bila dilihat dari depan.
Itu alasannya yaitu desain yang dibawa keduanya memang mirip.
Tapi bila dilihat dari belakang, kita bisa dengan cukup praktis menemukan perbedaannya.
Masih membawa perpaduan metal dan beling berlapis Gorilla Glass 5 pada bodinya, kita bisa mengenali Galaxy S9+ lewat konfigurasi dual kamera vertikal, dan sensor sidik jari yang ada di bodi belakangnya.
Sensornya sudah pindah kawasan di bawah kamera, lebih nyaman dan praktis disentuh.
Selebihnya feel pakai Galaxy S9+ serupa menyerupai Galaxy S8+, apalagi dimensinya juga tidak beda jauh.
Paling-paling perbedaan yang terasa yaitu bobotnya, dimana Galaxy S9+ lebih berat hampir 20 gram dibanding S8+.
Selebihnya dimensi layar, letak port, serta interfacenya masih serupa.
Tombol power ada di kanan; volume jack dan tombol bixby di kiri; slot SIM hybrid ada di atas; dan jack audio, port USB-C, serta grill speaker ada di bawah.
Ngomongin speaker, untuk pertama kalinya risikonya Samsung mengabulkan request banyak penggunanya yang mau mencicipi dual speaker stereo.
Komposisi dual speaker ini sama menyerupai kebanyakan hp lainnya, dan 1 ada di atas gabung dengan earpiece, dan 1 lagi di bawah.
Bukan cuma stereo, speaker ini juga diracik AKG dan santunan Dolby Atmos.
Satu hal lain yang masih sama dan tetap di Galaxy S9+ yaitu akta IP68.
Pada pada dasarnya Galaxy S9+ sangat menyerupai mirip Galaxy S8+.
Keduanya mengatakan kemewahan dan kenyamanan yang sama.
Tapi bila Anda mau mencoba sesuatu yang beda ada baiknya pilih warna yang baru, yaitu Lilac Purple.
Sofware Samsung Galaxy S9+
Sama menyerupai desainnya, UI yang ada di Galaxy S9+ secara kasat mata masih sama menyerupai yang ada di Galaxy S8 series.
Padahal sebetulnya versinya beda.
Dimana Galaxy S8 masih versi 8.1, sedangkan di Galaxy S9 sudah versi 9.0 berbasis Android 8.0 Oreo.
Kaprikornus bila secara tampilannya sekilas menyerupai sama, terutama untuk icon-icon menunya.
Tapi sebetulnya bila kita perhatikan, ada secuil perbedaan.
Yang pertama, yaitu ada pilihan jam gres di fitur Always-on-Display.
Selain jam dan notifikasi, kini kita bisa menampilkan custom text.
Yang kedua, pilihan motion wallpapernya semua gres dan beda dari Galaxy S8.
Yang ketiga, halaman homescreen dan appdrawer di Galaxy S9+ sudah support mode landscape, jadi bakal lebih asik untuk dijadikan sentra hiburan di dashboard kendaraan beroda empat misalnya.
Selanjutnya perbedaan yang keempat, bisa kita temukan di hidangan lockscreen and security, dimana kini ada pilihan inteligent scan untuk membuka lockscreen.
Kalau di Galaxy S8 kita tidak bisa aktifin iris scanner dan face unlock secara bersamaan, kini di Galaxy S9 sudah bisa lewat inteligent scan ini.
Akurasinya pun lebih baik.
Fitur ini bisa memilih metode unlock mana yang pas untuk dipakai, tergantung kondisi cahaya.
Kalau ketika gelap, iris scanner yang berfungsi.
Kalau ketika terang, face unlock yang bakal aktif.
Mau digunakan pas terik ataupun gelap tidak ada problem selama angle dan jaraknya pas.
Tapi memang sejauh saya pakai, akurasi dan kecepatannya masih sedikit dibawah face ID milik iPhone X.
Hardware Samsung Galaxy S9+
Samsung kembali mengatakan dua opsi prosesor untuk hp terbarunya ini.
Tidak perlu ditanya lagi Indonesia dipastikan kebagian versi chipset Exynos 9810 yang dibangun dengan fabrikasi 10 nanometer generasi terbaru.
Chipset ini punya 8 inti core dengan clockspeed maksimal 2.7 GHz, juga terintegrasi dengan GPU mali G72MP18.
Kalau diukur dengan AnTuTu benchmark performa Exynos 9810 bisa melampaui Snapdragon 835 baik untuk CPU maupun GPU.
Apalagi kapasitas dan storage-nya juga besar.
RAM-nya 6GB, dan storagenya ada pilihan 64GB, 128GB, atau 256GB.
Kalau mau ambil storage yang paling kecilpun tidak terlalu problem alasannya yaitu ada slot microSD hybrid yang support kapasitas 400GB.
Tapi sebetulnya bila mau benar-benar mencicipi kehebatan Galaxy S9 khususnya versi Exynos 9810, kita harus menunggu beberapa waktu hingga semua aplikasi atau game sepenuhnya mendukung dan kompetibel dengan chipset ini.
Wajar saja alasannya yaitu ini yaitu chipset baru.
Sebagai contohnya lebih banyak didominasi game berat memang bisa running smooth di Galaxy S9+.
Tapi tetap saja ada segelintir judul game yang belum full support.
Salah satu yang saya temukan yaitu Into The Dead 2 dimana sewaktu saya coba dimainkan ada bug di grafisnya.
Sisi positifnya CPU ini sangat adem.
Dipakai nge-game lebih dari setengah jam, temperature bodinya masih adem-adem saja.
Pokoknya sangat nyaman.
Apalagi kini speakernya sudah stereo dan ada fitur Dolby Atmos.
Keluaran suaranya jauh lebih kencang, lebih detail, dan juga lebih nyebar.
Beralih ke layar, Samsung masih setia pakai panel Super AMOLED resolusi 1440x2960 pixel, serta santunan HDR 10.
Dan kini Samsung mengatakan sedikit peningkatan, dimana layar hp Samsung Galaxy S9 series 20 persen lebih jelas dari Galaxy S8 series.
Ya pada dasarnya saya sepakat bila layar Galaxy S9 yaitu yang terbaik untuk ketika ini.
Nah punya spek dan layar kelas atas, bagaimana dengan ketahanan baterainya?
Dengan kapasitas yang masih sama dengan Galaxy A8+, sejauh ini saya mencicipi daya tahannya biasa saja.
Untuk penggunaan yang tidak terlalu inten, screen-on-time yang saya sanggup cuma 4 jam.
Dan untuk pengisiannya, kecepatannya sama sekitar 1,5 jam.
Kamera Samsung Galaxy S9+
Sektor kamera mengalami peningkatan yang paling banyak.
Sebenarnya sekilas speknya masih sama, yaitu resolusi 12 megapixel.
Tapi, fitur dan teknologinya berbeda.
Di Galaxy S9+, Samsung mengatakan dua kamera 12 megapixel dengan sensor 2 pixel generasi terbaru yang lebih responsif.
Satu lensa dengan angle normal, dan satu lensa telephoto 2 kali zoom.
Menariknya lensanya kini sudah ditunjang dual aperture, f/1.5 untuk lowlight, dan f/2.4 untuk cahaya normal.
Secara default aperture yang digunakan yaitu f/2.4, tapi bakal berubah ke f/1.5 ketika mendeteksi cahaya redup atau bila mau ganti secara manual kita bisa pakai mode pro.
Fitur dual aperture ini memang terasa efektif bisa menyerap cahaya lebih banyak dengan catatan selama kondisi cahaya memang gelap.
Kalau tidak terlalu gelap, perbedaannya tidak akan kelihatan.
Fitur gres menarik lainnya yang disediakan yaitu AR emoji, kita bisa menciptakan avatar wajah kita sendiri kemudian bisa di customize untuk model rambut, warna kulit, hingga pakaiannya.
Terus bisa dikirim via media umum ataupun untuk chatting dengan format video ataupun gif.
Tapi perlu dicatat, AR emoji tidak selalu kelihatan mirip.
Dari pengalaman saya beberapa kali coba buat, kadang hasilnya bisa sangat mirip, tapi juga seringkali tidak spesifik mirip.
Mirip tidaknya tergantung dari huruf wajah masing-masing orang.
Selanjutnya fitur gres yang ada di Galaxy S9 series yaitu kemampuan perekaman video super slow motion 960fps resolusi 720p.
Durasi perekemannya memang tidak lama, kita bisa record video normal 0,2 detik untuk di konversi jadi video super slow-mo selama 6 detik.
Dalam sekali record video panjang, kita bisa ambil adegan slow-mo hingga 20 kali.
Nah bila galau atur timingnya ada fitur auto capture.
Ketika kamera mendeteksi ada gerakan di satu area tertentu yang sudah dipilih, maka akan eksklusif record slow-mo secara otomatis.
Selain super slow-mo, kamera Galaxy S9 juga kini bisa record video 4K 60fps.
Tapi sayang, durasinya terbatas, hanya 5 menit.
Selain beberapa fitur gres yang telah disebut, sebetulnya Samsung juga sudah merombak interface aplikasi kameranya.
Sekarang jadi terasa lebih praktis untuk mengakses modenya, alasannya yaitu tinggal swipe kiri atau swipe kanan saja.
Yang dihentikan dilupakan yaitu mode light focus, yang berdasarkan saya lebih optimal dari Galaxy Note 8.
Selain imbas bokehnya lebih rapih, warna yang dihasilkan juga tetap tajam, tidak pudar.
Tapi memang, bila cahayanya kurang, detailnya juga jadi berkurang.
Beralih ke kamera depan, spek yang ditawarkan masih sama menyerupai Galaxy S8.
Resolusinya 8 megapixel dengan aperture f/1.7.
Ada autofocus dan ada satu fitur baru, yaitu selfie focus.
Fitur ini bisa foto selfie bokeh dengan hasil yang cukup impresif
Harga Samsung Galaxy Galaxy S9+
mulai Rp 13 juta, cek harga hp Samsung terbaru
Spesifikasi Samsung Galaxy S9+
- GSM/LTE; DUAL SIM
- Tebal 8.5 mm; berat 189 gram
- Super AMOLED 6.2 inci; 1440 x 2960 pixels; 529 ppi
- Android 8.0 (Oreo)
- Octa-core (4x2.7 GHz Mongoose M3 & 4x1.8 GHz Cortex-A55) Exynos 9810 Octa
- Mali-G72 MP18
- 64/128/256 GB, 6 GB RAM & microSD
- Kamera belakang dual 12 megapixel
- Kamera depan 8 megapixel
- WiFi
- Bluetooth
- GPS
- NFC
- FM Radio
- USB type-C
- Iris scanner, fingerprint, accelerometer, gyro, proximity, compass, barometer, heart rate, SpO2
- Tanpa lepas Li-Ion 3500 mAh battery; fast charging
- Midnight Black, Coral Blue, Titanium Gray, Lilac Purple